Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2017

MAX WEBER; TEORI TINDAKAN SOSIAL, TIPE-TIPE TINDAKAN DANTIPE-TIPE KEKUASAAN

Gambar
Oleh : Khilmi Zuhroni Dalam kajian sosialogi klasik, nama Max Weber menempati sosok dapat dibilang paling dominan dalam kajian teori-teori sosial. Karya-karya pemikiran Weber telah banyak melahirkan teori-teori yang hingga kini terus dipakai oleh para analisis, pengamat, sosiolog-sosiolog dalam melihat fenomena perkembangan masyarakat. Namun demikian memahami pemikiran yang raksasa sosiolog ini bukan merupakan hal yang mudah, sebab Weber dalam beberapa pemikirannya kadang tidak konsisten dalam melihat realitas yang ada di masyarakat.    Bahkan menurut Alfred Schutz gagasan-gagasan pemikiran  Weber  yang  selama  ini  telah dipakai  sebagai acuan pemikiran sosial banyak tidak jelasnya, kabur, dan  inkonsisten.  Namun  demikian,  dengan  hujatan dan  kritik  yang  dilontarkan  Schutz  atas  pemikiran Weber      pada akhirnya tokoh ini berhasil merumuskan perspektif fenomenologi dalam sosiologi sebagaimana gagasan tersebut dituangkan dalam salah satu karya pentingnya:“The Phenome

Hubungan Antara Ilmu (Science) dan Metode Ilmiah (Scientific Method) dalam Perspektif Epistemologis

Oleh : KHILMI ZUHRONI Untuk memulai mengkaji hubungan antara ilmu dan metode ilmiah dalam perspektif Epistemologis, perlu terlebih dahulu dipaparkan definisi dari ketiga istilah tersebut. Yakni pemahaman tentang epistemologi, ilmu dan metode ilmiah. Sebab dengan memahami ketiganya, akan lebih mudah untuk menarik hubungan antara ilmu dan metode ilmiah dalam tinjauan epistemologi. Istilah epistemologi pertama kali dikenalkan oleh J.F. Feriere yang bermaksud untuk membedakan antara epistemologi dan ontologi. Jika ontologi pertanyaan pokoknya adalah apakah yang ada itu? Maka pertanyaan pokok dalam epistemologi adalah apa yang dapat diketahui? (Surajiyo, 2008). Dengan pokok pertanyaan tersebut, epistemologi melangkah lebih jauh tidak saja mempertanyakan hakikat yang ada, tapi lebih kepada adalah kemungkinan kita mengetahui yang ada itu, bagaimana kebenaran ilmu tentang ada itu dan bagaimana ukuran kebenaran itu sendiri.