Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

MAX WEBER; TEORI TINDAKAN SOSIAL, TIPE-TIPE TINDAKAN DANTIPE-TIPE KEKUASAAN

Gambar
Oleh : Khilmi Zuhroni Dalam kajian sosialogi klasik, nama Max Weber menempati sosok dapat dibilang paling dominan dalam kajian teori-teori sosial. Karya-karya pemikiran Weber telah banyak melahirkan teori-teori yang hingga kini terus dipakai oleh para analisis, pengamat, sosiolog-sosiolog dalam melihat fenomena perkembangan masyarakat. Namun demikian memahami pemikiran yang raksasa sosiolog ini bukan merupakan hal yang mudah, sebab Weber dalam beberapa pemikirannya kadang tidak konsisten dalam melihat realitas yang ada di masyarakat.    Bahkan menurut Alfred Schutz gagasan-gagasan pemikiran  Weber  yang  selama  ini  telah dipakai  sebagai acuan pemikiran sosial banyak tidak jelasnya, kabur, dan  inkonsisten.  Namun  demikian,  dengan  hujatan dan  kritik  yang  dilontarkan  Schutz  atas  pemikiran Weber      pada akhirnya tokoh ini berhasil merumuskan perspektif fenomenologi dalam sosiologi sebagaimana gagasan tersebut dituangkan dalam salah satu karya pentingnya:“The Phenome

Hubungan Antara Ilmu (Science) dan Metode Ilmiah (Scientific Method) dalam Perspektif Epistemologis

Oleh : KHILMI ZUHRONI Untuk memulai mengkaji hubungan antara ilmu dan metode ilmiah dalam perspektif Epistemologis, perlu terlebih dahulu dipaparkan definisi dari ketiga istilah tersebut. Yakni pemahaman tentang epistemologi, ilmu dan metode ilmiah. Sebab dengan memahami ketiganya, akan lebih mudah untuk menarik hubungan antara ilmu dan metode ilmiah dalam tinjauan epistemologi. Istilah epistemologi pertama kali dikenalkan oleh J.F. Feriere yang bermaksud untuk membedakan antara epistemologi dan ontologi. Jika ontologi pertanyaan pokoknya adalah apakah yang ada itu? Maka pertanyaan pokok dalam epistemologi adalah apa yang dapat diketahui? (Surajiyo, 2008). Dengan pokok pertanyaan tersebut, epistemologi melangkah lebih jauh tidak saja mempertanyakan hakikat yang ada, tapi lebih kepada adalah kemungkinan kita mengetahui yang ada itu, bagaimana kebenaran ilmu tentang ada itu dan bagaimana ukuran kebenaran itu sendiri.

PESAN UNTUK GENERASI MUDA ISLAM

Gambar
(Disadur dari "Javid Namah" Karya Sir Muhammad Iqbal) Tak ada gunanya menyusun kata demi kata, karena yang terjadi di kedalaman lubuk hati berada di luar jangkauan bahasa. Meski telah kusingkap ratusan hal yang halus dan pelik, ketika suatu pikiran yang belum kutuliskan datang kepadaku, ia jadi lebih samar manakala kucoba mengungkapkannya. Huruf dan kata lebih bagai tabir yang menutupinya daripada menjelaskannya. Tangkap hakekatnya dalam pandanganku, atau dalam munajatku di kebeningan subuh ! Ibumu telah memberimu pelajaran pertama; bagai kuncup bunga, kau mekar oleh kelembutan angin sepoinya. Dari ibumu kau peroleh warna dan wewangian, wahai permata hati kami ! Nilai dirimu datang darinya, bibirnya, hai anakku, yang mengajarimu "La ilaha illallah". Sekarang kuajarkan engkau hasrat buat menyaksikan, untuk terbakar oleh kalimat suci tadi ! Jika kau sebut kalimat itu, ucapkanlah dengan seluruh jiwamu, sehingga dari tubuhmu keluar wewangian jiwa. Semangat kalimat

MUKADIMAH ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH

Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan “Gerakan Islam”. Maksud geraknya ialah, “Da’wah Islam & amar ma'ruf nahi munkar” yang ditujukan kepada dua bidang: perseorangan dan masyarakat. Da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar pada bidang yang pertama terbagi kepada dua golongan: kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid), yaitu mengembalikan kepada ajaran-ajaran Islam yang asli murni; dan yang kedua kepada yang belum Islam bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk agama Islam. Adapun da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar yang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridlaan Allah semata. Dengan melaksanakan da’wah dan amar ma'ruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan masyarakat menuju tujuannya, ialah “terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnyaMukaddimah Anggaran Dasar Mu

DILEMA MANUSIA MODERN DAN SOLUSINYA

Gambar
Oleh : Khilmi Zuhroni (Tulisan ini sadur dari Karya Muhammad Iqbal "Recontruction of Religious Thought in Islam") Konsepsi keilmuan manusia modern dengan sifat kritis dan spesialisasi ilmiyahnya telah menyeret ke dalam suatu posisi yang berbahaya. Sebab pada hekekat penciptaannya, manusia memiliki potensi yang tidak ada taranya terhadap kekuatan-kekuatan alam. Namun oleh sebab daya kritis dan spesialisasinya tersebut justeru merampas keyakinanya terhadap masa depan dirinya sendiri.

JEJAK FILSAFAT PROFETIK DALAM PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH

judul ini adalah rangcangan tulisan yang akan dikembangkan menjadi tulisan ilmiyah mengenai pengaruh konsepsi proferik dalam gerakan persyarikatan Muhammadiyah, hingga menjadikan gerakan sosial keagamaan islam ini mampu bertahan dengan amal usaha dan gagasan-gagasan besar yang begitu membumi.